Rabu, 30 Januari 2013
Selasa, 08 Januari 2013
OTAK
Ditulis pada hari selasa 8 januari 2013
Konon
di Indonesia (umumnya), otak masih menjadi raksasa tidur yang belum
banyak dikelola dan hanya sekitar 10% yang difungsikan oleh manusia,
padahal otak merupakan bagian tubuh yang sangat penting bagi
perkembangan hidup seseorang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diciptakan manusia berasal dari olah pikir yang berpusat di otak.
Masih banyak potensi yang dipunyai otak namun belum dikelola oleh
manusia secara maksimal bagi perkembangan hidup. Otak benar-benar
benda spektakuler yang menyediakan komponen anatomis untuk aspek
rasional (IQ), emosional (EQ) dan spiritual (SQ). Artinya bahwa
manusia secara kodrati telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk
merespons segala bentuk dan macam hal yang muncul dari ketiga
komponen anatomis tersebut, berarti pula bahwa otak manusia menjadi
kekuatan fisik bagi pengembangan diri secara keseluruhan.
Dalam
kehidupan bermasyarakat, aspek rasional (IQ) menjadi momok bagi
sejumlah kalangan, mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, pencari
kerja swasta, pemerintahan bahkan bagi orang sukses sekalipun.
Takaran IQ telah menghilangkan kesempatan berkembang dan
mengakibatkan kerugian yang tidak kecil bagi mereka yang memiliki IQ
rendah, tetapi memiliki kecerdasan lain yang dominan, padahal
berdasarkan riset dinyatakan bahwa aspek rasional (IQ) hanya
menyumbang 5 – 20 % bagi kesuksesan seseorang. Ukuran IQ memiliki
kelemahan dalam membangun peluang nuansa emosional, seperti : empati,
motivasi diri, pengendalian diri dan kerjasama social. Cukup banyak
orang yang memiliki IQ di atas rata-rata, tetapi banyak pula diantara
mereka yang tidak berhasil dalam membangun kehidupan pribadi maupun
dalam pekerjaannya.
Aspek
emosional (EQ) atau kecerdasan antar pribadi merupakan kebutuhan
vital manusia untuk membangun hubungan dengan orang lain, otak
manusia membangun piranti khusus untuk kecerdasan ini. EQ juga
merupakan serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan kehidupan
yang penuh liku dan permasalahan sosial, karena pada aspek ini
seseorang memiliki kemampuan “mendengarkan” bisikan emosi,
dan menjadikannya sebagai sumber informasi penting untuk memahami
diri sendiri dan orang lain. Banyak peluang bisnis yang tidak bisa
dilihat dengan mata kepala tetapi mampu melihat dengan mata hati
untuk memenuhi kebutuhan dan menolong orang lain. Sikap-sikap
kreatif, konsisten, berani mengambil keputusan dan memiliki tekad
yang tangguh adalah bagian dari sikap pada aspek emosional (EQ).
Aspek
spiritual atau Kecerdasan Spritual (SQ) merupakan kecerdasan untuk
menghadapi persoalan makna atau “nilai”, yaitu kecerdasan untuk
menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks makna yang lebih luas
dan kaya, kecerdasan untuk menilai sebuah tindakan atau jalan hidup
sesorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Aspek
spiritual atau kecerdasan spiritual dapat memfungsikan aspek
rasional dan emosional secara efektif bahkan aspek ini merupakan
kecerdasan tertinggi. Ketulusan, integritas, tanpa pamrih, rendah
hati, dan berorientasi pada kebajikan sosial adalah hal yang penting
dalam kehidupan dan dapat memberikan kepuasan atas suksesnya
seseorang. Aspek-aspek spiritual ini tidak hanya membuat seseorang
sukses, tetapi juga bahagia.
Dari
ketiga komponen anatomis yang membentuk fungsi rasional, emosional
dan spiritual, membentuk konsep baru mengenai kecerdasan. Menurut
Howard Gardner, dalam teori Multiple Intelligences (kecerdasan
majemuk) terdapat delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia
yaitu linguistik, matematik, spasial, kinestetis, musik, antar
pribadi, interpribadi dan kecerdasan naturalis. Kesemua potensi ini
berbeda kadarnya pada setiap orang, contohnya : Eko Supriyanto
(penari latar) dan Mike Tyson memiliki kecerdasan kinestetis; seorang
politikus memiliki kecerdasan antarpribadi (people smart); Amin Rais
memiliki kecerdasan linguistic; Theodore John Kaczynski dengan
kecerdasan matematik; seorang Jalaluddin Rakhmat, memiliki 4 (empat)
dari delapan kecerdasan manusia yang tinggi, tetapi kecerdasan
matematik dan spasialnya biasa-biasa saja.
Di
Indonesia, pada umumnya kecerdasan manusia dibatasi pada dua
kecerdasan saja yaitu matematik dan spasial, sehingga penghargaanpun
masih ditujukan pada satu atau dua kecerdasan tersebut. Tapi
bagaimana mengoptimalkan seluruh fungsi otak?, ahli syaraf Indonesia,
Prof. Sidiarto Kusumoputro menemukan teknik pelatihan untuk
mengoptimalkan otak, yaitu dengan pelatihan KISS ME, Neurobics, dan
Brain Gym. KISS ME terdiri dari kreatifitas, imajinasi, sosialisasi,
spiritual, musik dan emosi. KISS ME akan membangunkan benda
spektakuler (otak) yang masih tidur.
(Referensi
: Taufik Fasiak dalam Revolusi IQ/EQ/SQ; Ary Ginanjar Agustian dalam
ESQ; Asianbrain.com dalam Otak; nursyifa.hypermart.net dalam
Teknologi Otak Manusia; nuritaputranti.wordpress.com dalam Kecerdasan
Majemuk).
Langganan:
Postingan (Atom)